Shouldering the blame
Walking into frame
Like a lighted silhouette
Against a cotton sheet
Smothering the crease
Tin can in hand
Waiting for god to come around
But he never comes around
He never comes around
Quiet like a mouse
Building up your house
Just to tear it down
Leaving us the pieces
Do they ever fit?
Tin can in hand
Waiting for god to come around
But he never comes around
He never comes around
He never comes around
Sebuah lirik lagu lama berjudul Building dari salah satu
band kesukaan saya, Funeral For a Friend. Pertama kali dengar waktu masih smp
kelas 3 kayanya, paling terdampar lama dan sering diulang waktu dengerin album “memory and humanity” ya lagu iini, lagunya bentar bgt tapi pesannya
dapet.
Pertama kali denger cukup dibuat sedih,
padahal gatau arti liriknya (maklum smp) :)) dasyatnya musik emang ya gabisa bohong.
Setelah googling bayangan saya tentang lagu ini bercerita orang yang terkena
banyak masalah, dibayangi-bayangi kesalahan, membuat orang ini frustasi, hilang
arah sampe-sampe judging bahwa Tuhan ga pernah turun untuk membantu, “He never
comes around” cukup menjelaskan kalo dia kecewa dengan Tuhan. Berat juga ya
kecewa sama sang pencipta dari segala pencipta. Mungkin kekecewaan ini penyebab
kebanyakan orang memutuskan untuk suicide/bunuh diri. Memang tidak bisa
dipungkiri kalo sudah menemukan persoalan yang buntu, merasa sendiri dan
terpojok pasti kita akan menyalahkan Tuhan, padahal faktanya Tuhan itu selalu
membantu, bahkan memberi yang terbaik. Jadi sejak tau liriknya saya ganti dikit
liriknya jadi “He ever comes around, He always comes around” haha maaf om-om
ffaf. Semoga saja lagu ini tidak menjadi backsound suicide kalian :)) naudzubillah
mindzalik.
Penasaran? Get some and listen it!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar