Senin, 10 November 2014

Jelaskan tentang perkembangan teknologi wireless yang meliputi hardware, sistem operasi dan program aplikasi yang digunakan pada perangkat wireless!

 Hardware yang digunakan pada wireless
a.       Hardware Access Point + plus
Perangkat standard yang digunakan untuk access point. Access Point dapat berupa perangkat access point saja atau dengan dual fungsi sebagai internal router.
b.      PCMCIA Adapter
Alat ini dapat ditambahkan pada notebook dengan pada PCMCIA slot. Model PCMCIA juga tersedia dengan tipe G atau double transmit.
c.       USB Wireless Adaptor
Alat ini mengambil power 5V dari USB port. Untuk kemudahan USB WIFI adapter dengan fleksibel ditempatkan bagi notebook dan PC.
d.      USB Add-on PCI slot
Perangkat ini umumnya diberikan bersama paket mainboard untuk melengkapi perangkat WIFI pada sebuah computer. Sama kemampuannya dengan PCI card wireless network tetapi mengunakan jack USB internal pada mainboard termasuk pemakaian power diambil dari cable tersebut.
e.       Mini PCI bus adapter
PCImini bus adalah slot PCI yang disediakan pada notebook dan pemakai dapat menambahkan perangkat seperti WIFI adaptor didalam sebuah notebook.
f.       PCI card wireless network
PCIcard Wireless network dapat juga berupa sebuah card WIFI yang ditancapkan pada slot computer atau dengan mengambil power dari USB tetapi dipasangkan pada PCI slot. Perangkat Wireless network dapat juga diaktifkan menjadi Access point. Perangkat jenis PCI card dipasangkan permanen pada sebuah desktop PC.
Software yang digunakan pada wireless
a.       Wireless Wizard
Meningkatkan keandalan dan penggunaan dari setiap WiFi, WiMAX, LTE, 3G atau jaringan data nirkabel.
b.      Easy wifi radar
Untuk menemukan dan terhubung untuk membuka jalur akses nirkabel dengan mouseclick tunggal. Terhubung ke hotspot gratis tanpa kerumitan.
c.       Advanced port scanner
Dapat memindai port sangat cepat, berisi deskripsi untuk port umum, dan dapat melakukan scan pada rentang port yang telah ditentukan.

Jelaskan tentang Perkembangan Jaringan Computer Sebagai Sarana yang Digunakan dalam Proses Telematika!

     Perkembangan jaringan komputer tidaklah luput dari semakin besarnya keinginan masyarakat global untuk mendapatkan informasi secara cepat dan bagaimana memudahkan aktifitas mereka sehari-hari. dimulai dari teknologi telepon genggam yang mengalami perubahan yang sangat signifikan dari waktu ke waktu seperti Advanced Mobile Phone Services (AMPS), 1G, 2G, 3G, 3,5 G dan sampai sekarang sudah mencapai 4G. dan masih banyak lagi teknologi lainya yang berhubungan dengan telepon seluler. yang kesemuanya ditujukan untuk mempermudah dalam berkomunikasi.
    Kelancaran proses alih informasi dan pengolahan data akan sangat membantu perkembangan dunia usaha, industri dan pendidikan untuk banyak hal. Proses alih informasi dan pengolahan data akan lebih cepat jika berlangsung antar komputer dibandingkan dengan fax. Dengan demikian, bukan hal yang tidak mungkin jika saluran khusus untuk komunikasi antarkomputer (lebih dikenal sebagai jaringan komputer) merupakan hal yang lazim di masa mendatang.
Satu hal yang membedakan aplikasi jaringan komputer dengan teknologi lainnya adalah tidak adanya batasan dimensi ruang dan waktu. Sebagai contoh, diskusi / seminar / konferensi secara elektronik dapat berlangsung kapan saja, di mana saja bahkan tidak terikat pada batas-batas negara. Globalisasi sangat terasa dengan adanya jaringan komputer. Tata cara komunikasi merupakan faktor penting pada pengkaitan jaringan komputer lokal di gedung-gedung. Pemilihan tata cara komunikasi dilakukan dengan memperhitungkan kompatibilitas dengan cara komnukasi yang umum digunakan. Saat ini, tata cara komunikasi TCP / IP merupakan standar yang digunakan di jaringan-jaringan komputer lokal di gedung-gedung.
TCP / IP mulai dikembangkan sekitar sepuluh tahun lalu atas biaya angkatan bersenjata Amerika Serikat. TCP / IP mengatur pengkaitan berbagai komputer dalam jaringan yang terkait wilayah luas tanpa tergantung pada jenis saluran fisik yang digunakan. Keandalan jaringan diawasi secara seksama selama prosees komunikasi berlangsung. Berbagai penggunaan, seperti pengiriman surat elektronik dan file antarkomputer dapat dilakukan dengan mudah menggunakan TCP / IP. Jelas bahwa proses pengembangan jaringan komputer wilayah luas akan sangat dipermudah dengan mengadopsi tata cara komunikasi standar seperti TCP/IP. TCP/IP saat ini tengah giat dipelajari dan dikembangkan, antara lain di Computer Network Research Group, PAU Mikroelektronika ITB. Keterangan cukup lengkap, berupa buku dan file di disket komputer, source code perangkat TCP / IP dapat diperoleh secara nonkomersial dari lembaga tersebut. Perangkat lunak beserta source code (file program) TCP/IP untuk komputer mikro dapat diperoleh secara nonkomersial untuk penggunaan di dunia pendidikan dan amatir radio. Pengembangan perangkat lunak ini tengah dilakukan di lembaga tersebut untuk membuka kemungkinan pengkaitan jaringan komputer lokal di berbagai gedung perkantoran menggunakan radio.

Rabu, 22 Oktober 2014

English Conversation About Business

Once upon a time, there is a supplier offering the brand new drums products to me.
He offers me a brand new drums with an affordable price and also good quality, and here the conversation goes between supplier and me:

M: Me
S: Supplier

S: Hello, good evening Andryan, I'm from Kyre Drums. Can I have a few minutes of your time?
M: oh hey, good evening! yes, of course.
S: Thank you, I heard you really like playing drums. I'm here to offer you our brand new drums to you.
M: Yes, it's true I really love it. What are the advantages of your product?
S: Kyre Drums always have a good quality with a low price, and you can make your own drum with your creation. We can make your dream drum come true!
M: Wow, can i see the example about the drums?
S: With my pleasure sir (Inform about type of drums with his gadget).
M: Seriously, It's really great drums. I will be excited to join as one of your seller.
S: Thank you so much! you can contact me by this number for futher information. have a nice day Andryan!

Kamis, 09 Oktober 2014

Harapan untuk Telematika di Indonesia

Telematics atau Telecommunication Informatics di Indonesia saat ini sudah berkembang pesat. Perkembangan mulai terasa dengan munculnya handphone, smartphone, notebook, pc tablet, dan lain lainnya. Zaman ini siapa yang tidak terhubungan dengan internet. Sebagian besar masyarakat Indonesia sudah sangat akrab dengan Internet.

Harapan saya untuk adanya telematika di indonesia saat ini dan kedepannya adalah sebagai berikut :


1. Peningkatan pengembangan infrastruktur di seluruh wilayah Indonesia secara merata, terutama di wilayah Indonesia bagian timur. Hal ini penting untuk dilakukan, untuk mengurangi kesenjangan infrastruktur telekomunikasi yang cukup tinggi antara Indonesia bagian barat dan Indonesia bagian timur. Seiring dengan hal ini juga dilakukan pengembangan konten untuk mendukung pembangunan industri kreatif dan pengembangan layanan aplikasi berbasis telematika untuk penigkatan sistem informasi masyarakat
2. Membangun wireline broadband secara luas. Pembangunan ini bertujuan untuk memparbaiki akses internet antar wilayah di dalam negeri. Selain itu dilakukan peningkatan e-Literacy. E-Literacy bertujuan meningkatkan kesadaran, pemahaman, dan pendayagunaan masyarakat di bidang ICT (information and communication technology) , sehingga nilai keunggulan masyarakat (terutama yang berkecimpung di dalam bidang ICT) akan meningkat, dan meminimalisir kesenjangan digital yang ada.
3. Pemasyarakatan penggunaan software open source. Hal ini bertujuan seluruh lapisan masyarakat dapat menggunakan software legal dan terjangkau, dan dapat meningkatkan pengembangan IT di Indonesia sehingga dapat bersaing dalam dunia TI global.
4. Peningkatan komunikasi dan kerja sama yang lebih transparan, objektif, dan profesional, antar seluruh stakeholder ICT untuk menangani berbagai tantangan dalam bidang ICT kedepannya.
5. Perbaikan dan penerapan UU ITE (undang undang informasi dan transaksi elektronik ) yang sebagaimana mestinya dan sebaik-baiknya.
Demikian pendapat dari saya, semoga akan menjadi batu loncatan untuk telematika di Indonesia yang semakin baik dan terbaik.

Perkembangan Telematika Sebelum dan Sesudah Internet Muncul

Peristiwa proklamasi 1945 membawa perubahan yang bagi masyarakat Indonesia, dan sekaligus menempatkannya pada situasi krisis jati diri. Krisis ini terjadi karena Indonesia sebagai sebuah negara belum memiliki perangkat sosial, hukum, dan tradisi yang mapan. Situasi itu menjadi ‘bahan bakar’ bagi upaya-upaya pembangunan karakter bangsa di tahun 50-an dan 60-an. Di awal 70-an, ketika kepemimpinan soeharto, orientasi pembangunan bangsa digeser ke arah ekonomi, sementara proses – proses yang dirintis sejak tahun 50-an belum mencapai tingkat kematangan.Dalam latar belakang sosial demikianlah telekomunikasi dan informasi, mulai dari radio, telegrap, dan telepon, televise, satelit telekomunikasi, hingga ke internet dan perangkat multimedia tampil dan berkembang di Indonesia. Perkembangan telematika penulis bagi menjadi 2 masa yaitu masa sebelum atau pra satelit dan masa satelit.
Di periode pra satelit (sebelum tahun 1976), perkembangan teknologi komunikasi di Indonesia masih terbatas pada bidang telepon dan radio. Radio Republik Indonesia (RRI) lahir dengan di dorong oleh kebutuhan yang mendesak akan adanya alat perjuangan di masa revolusi kemerdekaan tahun 1945, dengan menggunakan perangkat keras seadanya. Dalam situasi demikian ini para pendiri RRI melangsungkan pertemuan pada tanggal 11 September 1945 untuk merumuskan jati diri keberadaan RRI sebagai sarana komunikasi antara pemerintah dengan rakyat, dan antara rakyat  dengan rakyat. Sedangkan telepon pada masa itu tidak terlalu penting sehingga anggaran pemerintah untuk membangun telekomunikasipun masih kecil jumlahnya. Saat itu, telepon dikelola oleh PTT (Perusahaan Telepon dan Telegrap) saja. Sampai pergantian rezim dari Orla ke Orba di tahun 1965, RRI merupakan operator tunggal siaran radio di Indonesia. Setelah itu bermunculan radio – radio siaran swasta. Lima tahun kemudian muncul PP NO. 55 tahun 1970 yang mengatur tentang        radio siaran non pemerintah.Periode awal tahun 1960-an merupakan masa suram bagi pertelekomunikasian Indonesia, para ahli teknologi masih menggeluti teknologi sederhana dan “kuno”. Misalnya saja, PTT masih menggunakan sentral-sentral telepon yang manual, teknik radio High Frequency ataupun saluran kawat terbuka (Open Were Lines). Pada masa itu, banyak negara pemberi dana untuk Indonesia – termasuk pendana untuk pengembangan telekomunikasi, menghentikan bantuannya. Hal itu karena semakin memburuknya situasi dan kondisi ekonomi dan politi di Indonesia.Tercatat bahwa pada masa 1960-1967, hanya Jerman saja yang masih bersikap setia dan menaruh perhatian besar pada bidang telekomunikasi Indonesia, dan menyediakan dana walau di masa-masa sulit sekalipun. Ketika itu pengembangan telekomunikasi masih difokuskan pada pengadaan sentra telepon, baik untuk komunikasi lokal maupun jarak jauh, dan jaringan kabel. Indonesia saat itu belum memiliki satelit. Sentral telepon beserta perlengkapan hubungan jarak jauh ini diperoleh dari Jerman. Pada saat itu, Indonesia hanya dapat membeli produk yang sama, dari perusahaan yang sama, yakni Perusahaan Jerman. Tidak ada pilihan lain bagi Indonesia.
Keleluasaan barulah bisa dirasakan setelah di tahun 1967/1968 mengalir pinjaman-pinjaman ke Indonesia, baik bilateral ataupun pinjaman multilateral dari Bank Dunia, melalui pinjaman yang disepakati IGGI. Akan tetapi, pada masa inipun inovasi dalam pemfungsian teknologi telekomunikasi masih belum berkembang dengan baik di negeri ini. Peda dasarnya kita memberi dan memakai perlengkapan seperti switches, cables, carries yang sudah lazim kita pakai sebelumnya.Badan penyiaran televisi lahir tahun 1962 sebelum adanya satelit yang semula hanya dimaksudkan sebagai perlengkapan bagi penyelenggara Asian Games IV di Jakarta. Siaran percobaan pertama kali terjadi pada 17 Agustus 1962 yang menyiarkan upacara peringatan kemerdekaan RI dari Istana Merdeka melalui microwave. Dan pada tanggal 24 Agustus 1962, TVRI bisa menyiarkan upacara pembukaan Asian Games, dan tanggal itu dinyatakan sebagai hari jadi TVRI.Terdorong oleh inovasi, akhirnya pada tanggal 14 November 1962 untuk pertama kalinya TVRI memberanikan diri melakukan siaran langsung dari studio yang berukuran 9×11 meter dan tanpa akustik yang memadai. Acaranya terbatas, hanya berupa permainan piano tunggal oleh B.J. Supriadi dengan pengaruh acara Alex Leo.
Lebih setahun setelah siaran pertama, barulah keberadaan TVRI dijelaskan dengan pembentukan Yayasan TVRI melalui Keppres No. 215/1963 tertanggal 20 oktober 1963. Antara lain disebutkan bahwa TVRI menjadi alat hubungan masyarakat (mass communication media) dalam pembangunan mental/spiritual dan fisik daripada Bangsa dan Negara Indonesia serta pembentukan manusia sosialis Indonesia pada khususnya.Sampai tahun 1989, TVRI merupakan operator tunggal di bidang penyiaran televise.Jadi sebelum satelit palapa mengorbit, Indonesia hanya mengenal telekomunikasi yang bersifat terestrial, yakni yang jangkauannya masih dibatasi oleh lautan. Telekomunikasi seperti ini tidak bisa menjangkau pulau-pulau kecuali melalui penggunaan SKKL (Saluran Komunikasi Kabel Laut) yang mahal dan sulit dipergunakan.
Gagasan tentang peluncuran satelit bagi telekomunikasi domestik di Indonesia bisa ditelusuri asal muasalnya dari sebuah konferensi di Janewa tahun 1971 yang disebut WARCST (World Administrative Radio Confrence on Space Telecomunication). 
Pada konferensi itu di tampilkan pila pameran dari perusahaan raksasa pesawat terbang Hughes. Perusahaan inilah yang mengusulkan ide pemanfaatan satelit bagi kepentingan domestik Indonesia. Hal tersebut disambut oleh Suhardjono yang berlatar belakang militer dan membawa masalah satelit itu sampai ke Presiden RI. Selain pertimbangan kelayakan ekonomi dan teknis, sejarah peluncuran satelit ini juga diwarnai oleh kepentingan politik dimana hubungan antara Indonesia dengan negara- negara lain sudah mulai bersahabat. Di sisi lain, satelit memungkinkan penyebaran luas ideologi negara ke masyarakat luas melalui TV, satelit juga menguntungkan secara ekonomi.Komunikasi tentang cara-cara menggali sumber daya alam dapat berlangsung dengan mudah. Ini berlaku untuk kasus tembaga pura (Freeport) dan di Dili. Peluncuran satelit Palapa di Cape Canaveral, Florida, bulan Agustus 1976 pada panel peluncuran terdapat 3 orang Indonesia dan perwakilan dari perusahaan NASA dan Hughes.
Kejadian ini diresmikan juga melalui pidato kenegaraan oleh presiden Soeharto di Jakarta, tanggal 16 Agustus 1976. ini merupakan satu- satunya proyek teknologi yang mendapat tempat terhormat di gedung Parlemen. Namun peluncuran satelit itu merupakan kebijakan nasional yang gagasan awalnya dicetuskan oleh pemerintah. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa Indonesia pernah mengalami ancaman perpecahan. Untuk mempersatukan tanah air yang sangat luas ini diperlukan sarana perhubungan yang mencakup seluruh wilayah nusantara. Proses kelahiran satelit ini hanya melibatkan sedikit teknokrat dan teknolog yang berpihak pada kepentingan Orba.

Tentang Telematika

Telematika berasal dari bahasa perancis “Telematique” yang merujuk pada bertemunya sistem jaringan komunikasi dengan teknologi informasi (http://law.ui.ac.ic/lama/telematika/index.htm)
Teknologi Informasi merujuk pada sarana prasarana, sistem dan metode untuk perolehan, pengiriman, penerimaan, pengolahan, penafsiran, penyimpanan, pengorganisasian, dan penggunaan data yang bermakna ( Miarso, 2007 ).

Pada praktisi menyatakan bahwa “Telematics“ adalah singkatan dari “Telecommunication” and “informatics” sebagai wujud dari perpaduan konsep Computing and Communication. Istilah Telematics juga dikenal sebagai “the new hybrid technology” yang lahir karena perkembangan teknologi digital. Perkembangan ini memicu perkembangan teknologi telekomunikasi dan informatika menjadi semakin terpadu ( konvergensi ). Semula media masih belum menjadi bagian integral dari isu konvergensi teknologi informasi komunikasi pada saat itu.

Belakangan baru disadari bahwa penggunaan sistem komputer dan sistem komunikasi ternyata juga menghindarkan media komunikasi baru. Lebih jauh lagi istilah Telematika kemudian merujuk pada perkembangan konvergensi antara telekomunikasi, media dan informatika yang semula masing-masing berkembang secara terpisah.

Konvergensi Telematika kemudian dipahami sebagai sistem elektronik berbasiskan teknologi digital atau “The Net”. Dalam perkembangannya istilah “media” dalam Telematika berkembang menjadi wacana “multimedia”. Hal ini sedikit membingungkan masyarakat, karena istilah “multimedia” semula hanya merujuk pada kemampuan sistem computer untuk mengolah informasi dalam berbagai medium. Adalah suatu ambigus jika istilah Telematika dipahami sebagai akronim Telekomunikasi, Multimedia dan Informatika (http://law.ui.ac.ic/lama/telematika/index.htm).

Menurut instruksi presiden RI no.6 tahun 2001 tentang kerangka kebijakan perkembangan dan pendayagunaan telematika di Indonesia didapat pengertian telematika sebagai berikut : “……. Telekomunikasi, media dan informatika atau disingkat sebagai teknologi telematika…”.
(http://www.indonesia.go.id/id/produk_uu/isi/inpres2001/ip%206-2001%20lamp.html).

Alfin Toffler berpendapat bahwa teknologi telekomunikasi dan informatika , kini populer dengan nama telematika (Yuliar,2007).

Menurut Yusuf Hadi Miarso ( 2007 ) telematika merupakan sinergi teknologi telekomunikasi dan informatika untuk keperluan pemrosesan data dengan sistem binary ( digital ). Telekomunikasi adalah sistem hubungan jarak jauh yang terjalin melalui saluran kabel dan nirkabel ( gelombang suara, elektromagnetik, dan cahaya ). Sedangkan informatika adalah pengelolaan data yang bermakna dengan sistem binary ( digital ). Istilah Teknologi dan Komunikasi (ICT = Information and Communication Technology ) yang lebih dikenal sekarang ini bermaksud memperluas pengertian telematika.

Jadi , dapat disimpulkan bahwa Telematika merupakan konvergensi antara teknologi Telekomunikasi , Media dan Informatika yang digunakan untuk keperluan pemrosesan data dengan sistem binary / digital.

Fungsi Telematika
Selaras dengan pengertian telematika sebagai sarana komuikasi jarak jauh, maka fungsi dari telematika antara lain :

1. Penyampai informasi. Telematika digunakan sebagai penyampai informasi agar orang yang melakukan Komunikasi menjadi lebih berpengetahuan dari sebelumnya. Bertambahnya pengetahuan manusia akan meningkatan keterampilan hidup, menambah kecerdasan, meningkatkan kesadaran dan wawasan.

2. Sarana Kontak sosial hidup bermasyarakat. Interaksi sosial menimbulkan kebersamaan; keakraban, dan kesatuan yang akan melahirkan kerjasama. Telematika menjadi penghubung diantara peserta kerjasama tersebut, walaupun mereka tersebar dimana-mana. Telematika menjembatani proses interaksi sosial dan kerjasama sehingga menghasilkan jasa yang memiliki nilai tambah dibanding hasil perseorangan.



http://www.gudangmateri.com/2010/08/perkembangan-telematika-di-indonesia.html

Selasa, 24 Juni 2014

Resensi: Masyarakat dan Kebudayaan Bali

Judul Buku        : Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan Bali
Penulis             : I Gde Pitana (Editor)
Penerbit            : BP
Tebal Buku        : 186 + xv
Bagian Kedua    : Dinamika Manusia Bali
(Manusia Bali di Persimpangan Jalan
Oleh Nyoman Naya Sujana)


Manusia Bali saat ini berada di tengah perubahan sosial dan budaya, serta berhadapan dengan arus globalisasi yang deras dan intensif, yang diperkirakan akan meruntuhkan manusia dan kebudayaan Bali. Keseimbangan sistem nilai mulai terguncang, struktur sosial mengalami tantangan berat, dan manusia Bali mengalami proses perubahan-perubahan internal yang mencemaskan. Posisi manusia Bali dalam realitas empiris sangat berbeda dengan realitas normatif. Kini manusia Bali menghadapi tantangan yang berat dan kompleks, dalam masyrakat dan kebudayaan yang sedang berubah. Maka salah satu persyaratan yang harus dimiliki adalah iman (sraddha) yang mantap. Manusia Bali memiliki budaya mengendalikan diri yang sangat tinggi dan mendalam.
Manusia Bali adalah manusia etnis Bali, yaitu sekumpulan orang-orang yang mendiami pulau Bali, yang memiliki kesadaran tentang kesatuan budaya Bali, bahasa Bali dan kesatuan Agama Hindu yang membuat etnis Bali memiliki emosi etnosentris kebalian relatif lebih kuat, yang memiliki karakter dan sifat manusia Bali yang dianggap dominan adalah terbuka, ramah dan luwes, jujur, kreatif dan estetis, kolektif, kosmologis, religius, dan moderat.
Manusia Bali memiliki keyakinan ajaran agama yang kompleks dan memiliki struktur sosial dalam bentuk kasta, maka manusia Bali selalu diharapkan memiliki sifat potensial dalam menghadapi persaingan yang ketat, karena itu manusia diharapkan memiliki sifat yang dikenal dengan sifat jengah. Hal ini yang menjadi ciri budaya manusia Bali yang unik dan memiliki sifat patrilineal yaitu memposisikan nilai lebih laki-laki lebih bermakna dan lebih tinggi daripada posisi dan nilai-nilai perempuan. Dari perspektif mikro manusia Bali memiliki sifat multi-dimensional antara lain sebagai manusia religius, manusia budaya, manusia sosial, manusia simbolis, manusia estetis, manusia politis, dan manusia ekonomis.
Manusia Bali tradisi bertolak dari teori sosial bahwa manusia pada awalnya melakukan aktivitas kreatif dan aktivitas yang kontinu untuk menciptakan masyarakat dan kebudayaan. Sekarang masyarakat dan kebudayaan mem-pengaruhi dan menentukan manusia lewat nilai-nilai (baik dan buruk). Kebudayaan Bali telah berfungsi secara aktif memenuhi segala kebutuhan manusia Bali.
Sedikitnya terdapat 15 proses sosial dan budaya yang menghanyutkan, bahkan menenggelamkan manusia Bali, di antaranya pada point 3 yaitu proses estetik klasik menuju estetik modern, manusia Bali mengalami improvisasi dan modernisasi. Point 4 adalah proses budaya klasik yang spiritual menuju budaya pasar yang menipiskan sikap kebaliannya dengan menyontoh produk luar. Lingkungan sosial dan budaya tradisi telah membentuk dan mempengaruhi sifat, sikap dan perilaku manusia Bali.
Guncangan menuju akar budaya. Untuk memahami guncangan yang ditimbulkan oleh proses sosial dan budaya menuju akar-akar budaya Bali, memakai pendekatan falsifikatif. Ada fenomena sosial yang dianggap mengancam dan mengarahkan kepada akar budaya Bali, antara lain munculnya peralihan batiniah, dalam kasus semakin banyak manusia Bali beralih ke agama baru.
Manusia Bali dihadapkan persoalan dilematis bahwa ada keinginan mempertahankan akar budaya yang total yang bernafaskan religius tetapi di pihak lain ingin membangun kebudayaan industri yang mengutamakan sains dan teknologi. Maka diperlukan kewaspadaan dari setiap manusia Bali untuk mengantisisipasi perubahan.
Dalam perkembangan berikutnya generasi muda Hindu telah memiliki kegairahan untuk merekonstruksi budaya dan adat Bali, serta melakukan revitalisasi dalam pemahaman dan penghayatan Agama Hindu, karena Agama Hindu merupakan unsur budaya universal yang menjadi jiwa (spirit) dari kebudayaan Bali.
Mendambakan manusia Bali modern yang memiliki sikap optimistis untuk menatap masa depan yang lebih pasti, mampu meng-akomudasikan kebudayaan Bali dan memiliki kemantapan hati dan iman akan mencapai tahapan kehidupan sejahtera yang penuh keseimbangan.


Analisis

Ulasan dari manusia Bali di persimpangan jalan secara gamblang menjelaskan manusia Bali dan sekaligus membandingkan manusia dulu dan sekarang (saat buku ini ditulis). Akan tetapi yang menjadi persoalan dan sekaligus pertanyaan adalah: Apakah manusia Bali saat ini dengan delapanbelas tahun yang lalu yaitu pada tahun 1994 pada saat buku ini ditulis masih sama orientasi pemikirannya, karena pada dasarnya manusia dalam hidupnya memiliki sifat dinamis yang selalu berubah.
Dari uraian yang tersurat dalam buku tersebut tampak penulis bersikap pesimistis dalam mengamati perubahan yang terjadi dalam kehidupan manusia Bali. Ini tampak jelas seperti pada halaman 45. Pada bagian pendahuluan disebutkan bahwa manusia Bali kini berada di tengah perubahan sosial dan budaya, atau di bawah pergeseran struktur sosial, dan berhadapan dengan arus globalisasi yang deras dan intensif, yang diperkirakan akan meruntuhkan manusia Bali dan kebudayaan Bali. Akan tetapi pada bagian lain dikatakan bahwa manusia Bali transisi masih tetap berpedoman pada akar budaya dan agamanya. Hal ini juga diperkuat oleh pendapat I Gusti Ngurah Bagus dalam epilognya (hal. 177), jika manusia Bali tetap berdasar pada faktor sistem nilai budaya yang dimiliki lewat gagasannya sikap optimis yang dipancarkan karena akan mampu meredam goncangan dengan berbagai permasalahan yang dihadapi dan terwujudnya manusia Bali modern.
Manusia Bali memiliki budaya pengendalian diri yang sangat kuat serta mendalam yang tercermin lewat mantra-mantra suci, sayangnya hal ini berdasarkan kenyataan yang dimiliki oleh seluruh manusia Bali kemungkinan hanya sebagian dari manusia Bali yang memiliki budaya tersebut. Hal ini diperkuat pula dalam buku Perempuan Bali Kini, (Suryani, 2003: 7), bahwa dari pariwisata selain mempunyai dampak positif juga dampak negatif, terbukti dengan banyak anak-anak muda pergi ke diskotik, meminum minuman beralkohol, karena mereka ingin dianggap sebagai orang modern, mengkonsumsi narkoba tanpa takut akibatnya, dalam pemahaman sex sudah mulai bergeser.
Salah satu ciri manusia Bali adalah memiliki kesadaran terhadap ajaran yang termuat dalam kitab suci Agama Hindu. Dalam kenyataannya tidak demikian karena agama yang dipeluk oleh manusia Bali sama dengan agama yang dipeluk masyarakat di luar Bali. Ini sebenarnya bertolak belakang dengan pernyataan bahwa menurut pendekatan antropologis “manusia Bali” adalah sekumpulan orang-orang yang mendiami suatu wilayah tertentu, khususnya pulau Bali (hal. 48). Dalam buku Bali Tikam Bali dinyatakan orang Bali kalau diomongin semakin asyik. Ia merupakan sumber pembicaraan, pusat pembahasan tiada habis, semakin ditelusuri kian menggugah tambah membuat kita tak hendak melepaskannya. Menelusuri liku-liku manusia Bali seperti mengikuti alur yang membelit bercabang-cabang seperti lorong yang nyata, namun tak jelas ke mana ujungnya, atau mereka memang etnik yang tak punya akhir (Soetama, 2004: 51). Maka hendaknya dalam ciri tersebut ditambahkan kata mayoritas sehingga menjadi mayoritas beragama Hindu.
Ciri yang dominan manusia Bali di antaranya ramah dan luwes. Dalam kenyataannya secara empirik dari keramahan manusia Bali akan dapat merugikan diri sendiri karena masyarakat dari etnis lain semakin ramai memadati tempat strategis dalam segala bidang. Yang akan terjadi manusia Bali akan tersingkir, yang hanya menempati tempat-tempat pinggiran seperti pengalaman-pengalaman sejarah yang telah membuktikannya. Disatu sisi budaya ramah manusia Bali yang sering diekspresikan lewat ajakan atau tawaran seolah-olah terkesan basa-basi dalam pergaulan.
Pada guncangan-guncangan yang menuju pada akar budaya, disebutkan ada 7 fenomena sosial yang dianggap mengancam. Seperti pada point 3 (hal. 63), bahwa berdasarkan kasus yang menonjol makin banyak manusia Bali beralih ke agama baru. Hal ini yang perlu lebih dahulu disepakati dalam pembahasan ini adalah agama baru atau aliran kepercayaan. Karena menurut hemat saya bahwa antara agama dan aliran kepercayaan ada sedikit perbedaan, walaupun keduanya ada persamaan dalam hal keyakinan. Di Indonesia hanya ada 5 agama yaitu: Agama Islam, Agama Kristen Katolik, Agama Kristen Protestan, Agama Hindu, dan Agama Buddha. yang diakui oleh pemerintah, sehingga selain tersebut di atas termasuk dalam aliran kepercayaan yang mengatasnamakan serpian-serpian dari agama tertentu. Memang yang terjadi di Bali banyak bermunculan aliran-aliran kepercayaan.
Dari pandangan dan analisis de-kontruksionisme yang mengajak kita untuk mengamati kebudayaan dan dinamikanya, sebagai dicontohkan bahwa bentuk ritus agama kurang dipahami maknanya, serta kesenian sakral yang semakin kehilangan penggemarnya. Sesungguh-nya hal ini tidak perlu dirisaukan karena yang terjadi di lapangan masih banyak manusia Bali yang mampu memahami dan memaknai bentuk ritus bahkan makna dan simbol-simbol tentang Agama Hindu, masih banyak dijumpai dalam upacara-upacara agama misalnya yang me-nampilkan tari sakral, tidak pernah luput dari ramainya masyarakat penonton. Apalagi dengan adanya siaran TV swasta (Bali TV, Dewata TV) misalnya yang selalu menayangkan acara siraman rohani (Agama Hindu) dengan berbagai ulasan yang menarik untuk disimak, maka program tersebut sesungguhnya dapat dipakai untuk menjawab permasalahan tersebut.
Dalam buku Tafsir Kebudayaan (Geertz, 1992: 137), yang mengisiyaratkan bahwa sesungguhnya manusia Bali meskipun pada kelompok minoritas di Indonesia tetapi mereka kuat dengan prinsip, dan tetap mempertahankan agama yang diwarisi dari leluhurnya. Maka dikatakan bahwa manusia Bali tidak mungkin menjadi muslim atau kristen dalam jumlah besar. Karena di mata manusia Bali ini sama artinya dengan berhenti menjadi orang Bali.
Dengan demikian sikap optimis manusia Bali yang mendambakan modern dengan menerima pengaruh budaya luar secara dinamis namun selektif untuk menatap masa depan yang lebih baik dan pasti, mampu mengakomudasikan kebudayaan Bali dan memiliki kemantapan hati dan iman akan mencapai tahapan kehidupan sejahtera atau penuh keseimbangan lahir dan batin akan dapat terwujud.

Senin, 07 April 2014

Biografi Buya Hamka



Hamka (1908 – 1981) adalah akronim dari Haji Abdul Malik bin Abdul Karim Amrullah. Ia adalah seorang ulama, aktivis politik, dan penulis Indonesia yang terkenal di nusantara. Hamka lahir pada 17 Februari 1908 di kampung Molek, Maninjau, Sumatera Barat. Ayahnya bernama Syekh Abdul Karim bin Amrullah atau dikenal sebagai Haji Rasul, seorang pelopor Gerakan Islah (tajdid) di Minangkabau. Belakangan, Hamka mendapat sebutan Buya, panggilan untuk orang Minang yang berasal dari kata abi, abuya dalam bahasa Arab, yang berarti ayahku, atau seseorang yang dihormati.

Hamka mendapat pendidikan rendah di Sekolah Dasar Maninjau hingga kelas dua. Ketika berusia 10 tahun, ayahnya telah mendirikan Sumatra Thawalib di Padang Panjang. Di sana, ia mempelajari agama dan mendalami bahasa Arab. Hamka juga pernah mengikuti pelajaran agama dari ulama terkenal, seperti Syekh Ibrahim Musa, Syekh Ahmad Rasyid, Sutan Mansur, R.M. Surjopranoto, dan Ki Bagus Hadikusumo.

Pada 1927, Hamka bekerja sebagai guru agama di Perkebunan Tebing Tinggi, Medan. Lalu, pada 1929 ia menjadi guru agama di Padang Panjang. Kemudian, ia dilantik menjadi dosen Universitas Islam Jakarta dan Universitas Muhammadiyah Padang Panjang dari tahun 1957 – 1958. Setelah itu, ia diangkat menjadi Rektor Perguruan Tinggi Islam Jakarta dan Profesor Universitas Mustopo, Jakarta.

Sejak 1951 hingga 1960, ia diangkat sebagai Pegawai Tinggi Agama oleh Menteri Agama Indonesia. Namun, ia meletakkan jabatan itu. Ketika itu, Soekarno menyuruh ia untuk memilih menjadi pegawai negeri atau aktif dalam Masyumi.

Hamka adalah seorang otodidak dalam berbagai ilmu pengetahuan, baik dari sisi Islam maupun Barat. Dengan kemahiran bahasa Arabnya yang tinggi, ia mampu meneliti karya ulama dan pujangga besar di Timur Tengah, Misalnya, Zaki Mubarak, Jurji Zaidan, Abbas al-Aqqad, Mustafa al-Manfaluti, dan Husain Haikal. Melalui bahasa Arab juga, ia meneliti karya sarjana Perancis, Inggris, dan Jerman. Misalnya, Albert Camus, William James, Sigmund Freud, Arnold Toynbee, Jean Paul Sartre, Karl Marx, dan Pierre Loti. Ia juga rajin membaca dan bertukar-tukar pikiran dengan tokoh-tokoh terkenal Jakarta. Misalnya, HOS. Tjokroaminoto, Raden Mas Surjopranoto, Haji Fachrudin, Ar Sutan Mansur, dan Ki Bagus Hadikusumo.

Hamka juga aktif dalam gerakan Islam melalui oraganisasi Muhammadiyah. Ia mengikuti pendidikan Muhammadiyah mulai tahun 1925 untuk melawan khurafat, bid’ah, tarekat, dan kebatinan sesat di Padang Panjang.
Biografi Buya Hamka: Ulama Otodidak
Tahun 1928, ia menjadi Ketua Cabang Muhammadiyah di Padang Panjang. Pada tahun 1929, Hamka mendirikan pusat latihan pendakwah Muhammadiyah. Dua tahun kemudian, ia menjadi konsultan Muhammadiyah di Makassar. Kemudian, ia juga terpilih menjadi ketua Majlis Pimpinan Muhammadiyah di Sumatera Barat oleh Konferensi Muhammadiyah. Ia menggantikan S.Y. Sutan Mangkuto pada 1946.

Pada tahun 1947, Hamka diangkat menjadi Ketua Barisan Pertahanan Nasional Indonesia. Pada 1953, Hamka terpilih sebagai Penasihat Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pada 26 Juli 1977, Menteri Agama Indonesia, Prof. Dr. Mukti Ali melantik Hamka sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia. Namun, pada 1981 ia meletakkan jabatan tersebut karena nasihatnya tidak dipedulikan oleh pemerintah Indonesia.

Dari 1964 hingga 1966, Hamka selalu dipenjarakan oleh Presiden Soekarno. Ia dituduh pro-Malaysia. Selama di penjara, ia menulis Tafsir Al-Azhar yang merupakan karya ilmiah terbesarnya. Setelah keluar dari penjara, ia diangkat sebagai anggota Badan Musyawarah Kebajikan Nasional Indonesia, anggota Majelis Perjalanan Haji Indonesia, dan anggota Lembaga Kebudayaan Nasional Indonesia.

Selain aktif dalam soal keagamaan dan politik. Hamka juga seorang wartawan, penulis, dan editor. Sejak 1920-an, ia menjadi wartawan beberapa surat kabar, seperti Pelita Andalas, Seruan Islam, Bintang Islam, dan Seruan Muhammadiyah. Pada 1928, ia menjadi editor majalah Kemajuan Masyarakat. Pada 1932, ia menerbitkan majalah Al-Mahdi di Makasar. Ia juga pernah menjadi editor majalah Pedoman Masyarakat, Panji Masyarakat, dan Gema Islam.

Hamka juga menghasilkan karya ilmiah Islam dan karya kreatif, seperti novel dan cerpen. Karya ilmiah terbesarnya adalah Tafsir Al-Azhar (5 jilid). Di antara novel-novelnya yang mendapat perhatian umum dan menjadi buku teks sastra di Malaysia dan Singapura adalah Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk, Di Bawah Lindungan Ka’bah, dan Merantau ke Deli.

Hamka pernah menerima beberapa anugerah pada peringkat nasional dan antarabangsa, seperti kehormatan Doctor Honoris Causa, Universitas Al-Azhar pada 1958, Doktor Honoris Causa, Universitas Kebangsaan Malaysia pada 1974, dan gelar Datuk Indono dan Pangeran Wiroguno dari pemerintah Indonesia.

Hamka wafat pada 24 Juli 1981. Jasa dan pengaruh Hamka masih tersisa hingga kini dalam memartabatkan agama Islam. Ia bukan saja diterima sebagai tokoh, ulama, sastrawan di tanah kelahirannya. Jasa Hamka juga dikenal di Malaysia dan Singapura.

reference: wikipedia.com
                 google.com

Kamis, 03 April 2014

Lembaran Baru Jakarta

         Jakarta, sebuah kota metropolitan yang teretak dibagian barat laut pulau Jawa yang berpenduduk sekitar 28 juta jiwa, karena itu Jakarta menjadi kota metropolitan terbesar di Asia Tenggara dan kedua didunia. Sebagai ibukota Negara Indonesia, Daerah Khusus Ibukota Jakarta atau disingkat DKI Jakarta ini juga menjadi pusat bisnis, politik, dan Kebudayaan. Jakarta merupakan tempat berdirinya kantor-kantor khusus seperti kantor pusat BUMN, perusahaan swasta, dan perusahaan asing. Kota ini juga menjadi tempat kedudukan lembaga-lembaga pemerintahan dan kantor seketariat ASEAN.
Baru setahun jalan ini, DKI Jakarta mendapatkan Bupati barunya, Ia bernama Jokowi. Pemimpin baru yang gemar blusukan ke daerah sekitar untuk memperhatikan rakyatnya berhasil mengambil hati warga Jakarta dan meraih peringkat satu di pemilihan suara. Terhitung sejak tanggal 15 Oktober 2012, Ia merupakan gubernur ke-16 yang memimpin Ibukota Indonesia. Melalui pengalaman menjabat walikota Surakarta (Solo) selama dua periode 2005-2010 dan 2010-2015, namun baru 2 tahun menjalani periode keduanya Ia mendapat apresiasi dari warga Jakarta untuk memimpin Ibukota Negara. Didampingi Basuki Cahaya Purnama atau paling dikenal dengan panggilan Ahok dipilih sebagai wakil gubernur DKI Jakarta. Seperti ditakdirkan untuk bersama, mereka berdua tampak serasi dengan gaya Jokowi  dan Ahok yang saling mengisi kekurangannya. Jokowi yang terkesan nyantai dan suka turun ke daerah-daerah untuk memonitoring sangat berbeda dengan Ahok yang begitu tegas dan tajam disetiap argumen-argumennya. Sebelumnya Ahok merupakan Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat periode 2009-2014 dari partai Golkar namun mengundurkan diri pada 2012. Setelah mencalonkan diri sebagai wakil gubernur DKI Jakarta untuk Pemilukada 2012. Dia pernah pula menjabat sebagai Bupati Belitung Timur periode 2005-2006. Dalam pemilu gubernur Jakarta 2012, mereka memenangkan pemilu dengan presentase 53,82% suara. Pasangan ini dicalonkan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Partai GErakan Indonesia Raya (Gerindra).
         Sudah setahun sejak 15 Oktober 2012 Jokowi Ahok menjabat, tidak terasa mereka telah memimpin sebuah wilayah dengan warga 520 ribu lebih tentu tidak sama dengan saat memimpin wilayah yang dihuni 10 juta manusia. Tentu ini bukan tugas mudah, terlebih dengan semua masalah sosial yang menjadi warisan pemerintah terdahulu.
Dua masalah utama Jakarta sudah pasti adalah kemacetan dan banjir. Dengan menormalisasi beberapa waduk (Pluit dan Ria Rio), pemerintahan Jokowi mengembalikan fungsi waduk seperti sedia kala. Langkah ini dianggap mampu mengurangi kpotensi banjir. Dua puluh hektar lebih wilayah waduk Ria Rio akan diubah kembali menjadi jantung penampungan air. Ini akan baru rampung tahun depan, ratusan kepala keluarga sudah dipindahkan dari hunian sementara mereka yang sempit menjadi penyebab banjir.
      Sebelumnya Jokowi dan Ahok juga merelokasinya banyak pedagang kaki lima dan kawasan Tanah Abang dan memindahkan mereka ke ruko blok G. Dibersihkan wilayah Tanah Abang dianggap banyak pihak sudah mengurangi kemacetan Jakarta dengan cukup signifikan dikawasan itu.

      Pengamat tata kota dari USAKTI. Yayat Supriyatna mengatakan bahwa yang menonjol dari setahun pemerintahan Jokowi-Ahok hanyalah segi kepemimpinan saja tapi dari skala kinerja membangun Jakarta keduanya masih belum maksimal diketahui penyerapan anggaran pembangunan menurut sebuah data baru sebesar 60%. Tak heran jika saat ini baru skala mikro saja yang bisa dibilang ada kemajuan sementara isu makro di Jakarta seperti kemacetan dan banjir masih jauh dari harapan. Yayat Supriyatna menilai pencapaian terbaik Jokowi dan Ahol setahun ini adalah mendorong mental percaya pada kemampuan diri sendiri bagi masyarakat Jakarta.
Maka dari itu jika kita telusuri dari perkataan Yayat Supriyatna tadi adalah walaupun pencapaiannya masih belum terlalu terasa oleh masyarakat Jakarta, lambat laun semoga semua tindakan itu bisa merubah keterpurukan tatanan kota DKI Jakarta ini. Namun semua gebrakan-gebrakan Jokowi-Ahok akan terasa seperti hembusan angin belaka jika tidak barengi dengan kesadaran masyarakat DKI Jakarta sendiri.  Karena semuanya butuh kerja sama untuk saling menjalankan tugas-tugas bersama yang akan berdampak baik untuk ibukota kita ini.

Rabu, 12 Maret 2014

Jenis-jenis cara berfikir Deduktif dan Induktif



Berfikir ialah gejala jiwa yang dapat menetapkan hubungan-hubungan antara pengetahuan kita. Berfikir adalah suatu proses dialektis. Artinya, selama kita berfikir, fikiran kita mengadakan tanya jawab dengan fikiran kita, untuk dapat meletakkan hubungan-hubungan antara pengetahuan kita itu, dengan tepat. Pertanyaan itulah yang memberi arah kepada fikiran kita. 
 Sekarang kita akan belajar tentang Berfikir Dalam Deduktif dan Induktif

Berpikir Deduktif

Deduksi berasal dari bahasa Inggris deduction yang berarti penarikan kesimpulan dari keadaan-keadaan yang umum, menemukan yang khusus dari yang umum. Deduksi adalah cara berpikir yang di tangkap atau di ambil dari pernyataan yang bersifat umum lalu ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus.

Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.

Berpikir Induktif

Induksi adalah cara mempelajari sesuatu yang bertolak dari hal-hal atau peristiwa khusus untuk menentukan hukum yang umum. Induksi merupakan cara berpikir dimana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual. Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum (filsafat ilmu.hal 48 Jujun.S.Suriasumantri Pustaka Sinar Harapan. 2005)

Berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif. (www.id.wikipedia.com)

Jalan induksi mengambil jalan tengah, yakni di antara jalan yang memeriksa cuma satu bukti saja dan jalan yang menghitung lebih dari satu, tetapi boleh dihitung semuanya satu persatu. Induksi mengandaikan, bahwa karena beberapa (tiada semuanya) di antara bukti yang diperiksanya itu benar, maka sekalian bukti lain yang sekawan, sekelas dengan dia benar pula.

Penalaran ilmiah pada hakikatnya merupakan gabungan dari penalaran deduktif dan induktif. Dimana lebih lanjut penalaran deduktif terkait dengan rasionalisme dan penalaran induktif dengan empirisme. Secara rasional ilmu menyusun pengetahuannya secara konsisten dan kumulatif, sedangkan secara empiris ilmu memisahkan antara pengetahuan yang sesuai fakta dengan yang tidak. Karena itu sebelum teruji kebenarannya secara empiris semua penjelasan rasional yang diajukan statusnya hanyalah bersifat sementara, Penjelasan sementara ini biasanya disebut hipotesis.

Hipotesis ini pada dasarnya disusun secara deduktif dengan mengambil premis-premis dari pengetahuan ilmiah yang sudah diketahui sebelumnya, kemudian pada tahap pengujian hipotesis proses induksi mulai memegang peranan di mana dikumpulkan fakta-fakta empiris untuk menilai apakah suatu hipotesis di dukung fakta atau tidak. Sehingga kemudian hipotesis tersebut dapat diterima atau ditolak.

Maka dapat disimpulkan bahwa penalaran deduktif dan penalaran induktif diperlukan dalam proses pencarian pengetahuan yang benar.

Macam Macam Silogisme dan Perbedaannya


silogisme adalah merupakan suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Dan silofisme itu di atur dalam dua proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Kemudian silogisme mempunyai beberapa macam jenisnya, yaitu diantaranya sebagai berikut.

Jenis-jenis silogisme
1. silogisme katagorial
2. silogisme hipotetik
3. silogisme alternatif
4. entimen
5. silogisme disjungtif

Dari berbagai jenis silogisme diatas, memiliki arti yang berbeda, inilah perbedaan satu dan lainnya :
1. Silogisme katagorial
Silogisme ini merupakan silogisme dimana semua proporsinya merupakan katagorial. Kemudian proporsisi yang mengandung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor (premis yang termnya menjadi subjek).

Contoh :
- semua makhluk hidup pasti mati (premis mayor/premis umum)
- koala adalah hewan yang dilindungi (premis minor/premis khusus)
- koala pasti akan mati (konklusi/kesimpulan)

2. Silogisme hipotetik
Yang dimaksud dengan silogisme hipotetik itu adalah suatu argumen/pendapat yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik.

Contoh :
- Apabila lapar saya makan roti (mayor)
- Sekarang lapar (minor)
- Saya lapar makan roti (konklusi)

3. Silogisme alternatif
Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif itu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya.

Contoh :
- Dimas tinggal di bogor atau surabaya
- Dimas tinggal di surabaya
- Jadi, dimas tidak tinggal di bogor

4. Entimen
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulannya.

Contoh:
- Jodi berhak mendapatkan peringkat satu karena dia telah berusaha keras dalam belajar.
- Jodi telah berusaha keras dalam belajar, karena itu jodi layak mendapatkan peringkat satu.

5. Silogisme disjungtif
Silogisme disjungtif merupakan silogisme yang premis mayornya merupakan disjungtif, sedangkan premis minornya bersifat kategorik yang mengakui atau mengingkari salah satu alternatif yang disebut oleh premis mayor.

Contoh :
- Devan masuk sekolah atau tidak. (premis 1)
- Ternyata devan tidak masuk sekolah. (premis 2)
- Ia tidak masuk sekolah. (konklusi).

ref:
http://wikipedia.com
http://blogger.com