pada suatu hari, ada seorang anak laki laki kecil yang
selalu ceria. Ia bernama Sore, hobinya
adalah bermain bola dan menatapi langit hingga Ia mengantuk dan akhirnya tertidur. Namun, tiba suatu saat ketika tidur Sore
didatangi mimpi yang menyeramkan, mimpi
Sore adalah ditinggalkan sang ibu dan adiknya dalam sebuah kecelakaan yang
mengerikan. Sore terbangun dengan
tangisan lalu berteriak “Ibu ibu! Nick
nick! Dimana kalian?!” sambil berlari mencari keberadaan sang Ibu dan adiknya
Nick. “Hey hey Ibu disini kamu kenapa sih bangun-bangun kok nangis?” kata Ibu.
Sore berkata dalam tangisnya “Aku mimpi Ibu dan Nick kecelakaan bu, aku takut sekali mimpi itu seperti nyata!! Adik mana??” Ibu jawab “lihat kejendela nak,
adikmu sedang bermain sepeda tuh. Lagian
itukan Cuma mimpi saja kan? Jangan takut
dong nak, anak ibu kan kuat! Hehe” lalu
dipeluklah Sore oleh sang Ibu. Sore terlalu nyaman dipelukan ibu hingga ia
tertidur kembali dipelukan sang Ibu. Ibu
pun secara perlahan memberikan pelukan sore ke Ayahnya untuk dipindahkan ke
tempat tidurnya semula. Sang Ibu berbisik
ke Ayah untuk izin pergi mengantarkan Nick ke toko sepatu, sang Ayah
menganggukan kepala tanda Ibu diizinkan pergi.
Bau tanah tercium, sang Alam mengisyaratkan bahwa akan ada hujan
turun.. Tak selang beberapa jam, Sore kembali terbangun dengan gelisah, karna mimpi itu datang
kembali. Sore berteriak “Ibu!! Adik!!” Sore berlari membuka pintu kamar, Sore
terkaget karena ayahnya ada tepat didepan pintu kamar Sore, dengan mata memerah
Ayah memeluk sangat erat Sore dan berbisik “Ibu dan adikmu kecelakaan nak dan
tidak bisa diselamatkan..” lalu Sore
menangis semakin keras dan ayahnya berusaha menenangkannya. Ternyata pelukan
tadi adalah pelukan terakhir Sore dengan ibunya.
10 tahun berlalu, Sore sudah masuk jenjang SMA. Sudah tidak
ada lagi Sore yang ceria, hari dimana Ibu dan adiknya meninggal adalah hari
terakhir Sore ceria, hari terakhir bermain bola. Tetapi hobi menatap langit masih
melekat dikesehariannya. Sekarangpun dia
menyadari bahwa dia mendapatkan keistimewaan
kemampuan indigo. Sore juga mengikuti komunitas spesial dimana anggotanya
mempunyai kemampuan tersebut. Sore hari
itu Sore sudah janjian dengan anggota komunitasnya untuk mendatangi pertemuan
rutin, perempuan nan cantik, namanya Indah.
Dalam pertemuan biasanya satu persatu anggotanya sharing
tentang mimpi atau firasat yang mereka dapat.
“Ayo sekarang siapa yang mau duluan bercerita sesuatu?” Indah bertanya
kesemua anggota. Indah melihat ke Sore. Sore hanya diam. “Si Sore kayanya ga
ada cerita nih ya dari 2 minggu lalu? Enaknya dikasih hukuman nih kawan-kawan
haha” Indah bercanda dengan anggotanya. Pertemuan
pun selesai dihari itu. Anggota mulai meninggalkan ruann, Sore dan Indah masih didalam
sambil melipat kursi kursi. “kamu kenapa
sih ga kaya biasanya gitu?” Indah bertanya ke Sore. “engga apa apa, aku cuma bingung” kata Sore,
Indah menjawab “lho bingung? Biasanya nih ya orang yang sharing diakhir katanya
rata-rata pasti bilang ‘aku bingung deh blablabla’ makanya cerita dong anggota
komunitas ini kan bisa bantu, ah! Kamu ini kaya anggota baru aja” Sore menjawab
dengan senyuman “ iya juga sih tapi aku
gak kenapa-kenapa kok” , “haha kamu tau ga sih pada umumnya orang merasa bahwa
kebohongan yang dilakukannya bertujuan melindungi yang dibohongi ataupun
melindungi diri sendiri. Sangat jarang orang mengaku berbohong untuk
mendapatkan keuntungan personal, seperti misalnya mendapatkan harta benda.
Mereka beralasan bahwa akan tidak nyaman bagi pembohong maupun yang dibohongi jika
harus mengatakan yang sebenarnya. Oleh karena itu berbohong digunakan sebagai
cara agar semuanya merasa nyaman.” Kata Indah, Sore jawab “aduh siapa juga yang
bohong, makin bingung aku.. makan deh yuk"
Sore kembali kerumah,
tidak lupa juga membawakan makanan untuk makan malam ayahnya. Setelah mandi dan mengerjakan tugas
sekolahnya Sore mengakhiri hari itu
dengan tidur sambil menatap foto ibunya. Namun, mimpi menyeramkan itu kembali, Sore bangun dengan muram, Ayahnya sudah
didepan berdiri menatap Sore. “Kenapa Ayah berdiri didepanku?” tanya Sore, “Ayah
dengar kamu teriak tadi, kalau kamu gaenak badan bilang ayah ya.” Kata Ayah. “engga
apa-apa kok yah, Cuma mimpi itu..” belum selesai Sore bicara Ayah memotong “sudah nak, kamu mungkin hanya kecapean saja. anggep
saja mimpi kamu kali ini cuma bunga tidur..” Sorepun kembali tidur.
Pagi datang, Sore sudah siap untuk sekolah dengan motornya. Setelah
pamit dengan ayahnya Sore berangkat. “teng” jam istirahat berbunyi. Sore
menemui Indah, “hey ada apa nih? Kok kamu pucet gitu?” kata Indah, “ hm hmm engga
aku cuma pengen ngajak bareng makan aja” kata Sore, “yaudah yuk cepet, belum
makan ya makanya pucet gitu..” mereka menuju kantin dan duduk bersebelahan. “aku mau tanya kamu sebenernya, kita ini bisa
ga merubah takdir? Aku bingung kita dikomunitas spesial ini sering sekali ngumpul
tapi yang aku lihat kita hanya diam, tidak bisa berbuat apa-apa, tidak bisa
merubah apa-apa” kata Sore, “kamu benar kita ngumpul kesana kemari hanya diam, karena
kita berkumpul untuk menerima, menerima keadaan yang ada, kita bersatu agar
bisa saling menguatkan satu sama lain, itulah sebenarnya tujuan komunitas kita
ini..” jawab Indah “kita ini bukan nabi atau malaikat yang bisa tahan dengan
segala fakta yang mengerikan ini, aku belum bisa sepasrah mereka” Sore dengan
nada marah. Indah menjawab “kalau begitu
mari kita belajar dari Awan tak pernah bertanya mengapa ia harus berubah bentuk
mengikuti hukum Alam
Hari ini ia menghiasi biru warna langit, Namun Esok,
Boleh jadi ia akan jatuh ke bumi dalam bentuk titik-titik air,
Mengalir melalui Sungai, Menggapai Samudera lepas.
Kemudian ia menguap, menjadi kristal-kristal es dan kembali menjadi awan.
Begitu seterusnya,
Awan tak pernah bertanya, Mengapa Ia harus turun dari tahta langit,
dan luruh membasuh bukit.
Ia hanya percaya, Alam memberinya keluasan langit untuknya bergantung, Cinta
memberinya rumput dan dedaun untuk di basuhi,
memberinya sungai untuknya membentuk aliran, Karya
memberinya Samudera untuknya menuju.
dan kembalinya ia menguap adalah sebuah alunan, Nada
Sebagai bukti keseimbangan dan harmonisasi alam.”
Hari ini ia menghiasi biru warna langit, Namun Esok,
Boleh jadi ia akan jatuh ke bumi dalam bentuk titik-titik air,
Mengalir melalui Sungai, Menggapai Samudera lepas.
Kemudian ia menguap, menjadi kristal-kristal es dan kembali menjadi awan.
Begitu seterusnya,
Awan tak pernah bertanya, Mengapa Ia harus turun dari tahta langit,
dan luruh membasuh bukit.
Ia hanya percaya, Alam memberinya keluasan langit untuknya bergantung, Cinta
memberinya rumput dan dedaun untuk di basuhi,
memberinya sungai untuknya membentuk aliran, Karya
memberinya Samudera untuknya menuju.
dan kembalinya ia menguap adalah sebuah alunan, Nada
Sebagai bukti keseimbangan dan harmonisasi alam.”
Sore terdiam sejenak lalu berkata “aku takut kehilangan
seseorang yang kucintai lagi” Indah “semua orang pasti akan ditinggalkan, hanya
waktu yang menentukan. Aku juga sepertinya akan ditinggalkan Ayahku yang sedang
sakit di Batam. Besok juga aku akan terbang kesana” Sore dengan gelisah berkata
“kamu akan terbang besok??” Indah jawab “iya
mengapa? Tiketnya sudah aku beli kemarin” Sore: “bisakah ditunda..” Indah berkata “tidak, aku harus ketemu Ayah
selagi Ia sadar”. Sore tidak bisa
membendung tangisnya dan Ia pergi meninggalkan Indah.
Keesokan harinya Sore terbangun dengan pelukan Ayah
disampingnya karena semalam Sore sangat gelisah. Sore masih tidak bisa menerima kenyataan jika
harus kehilangan Indah. Sore keluar menunggangi motor tanpa sepengetahuan
ayahnya yang masih tidur. Dilain tempat Indah sedang dalam perjalanan ke
bandara, Indah menangis. Tepat saat Indah menangis tiba-tiba ban motor Sore
tergelincir lumpur hingga membenturkan kepala Sore ke aspal. Pagi itu
benar-benar diluar firasat Sore jika ternyata Sore yang akan meninggal, namun
lain cerita dengan keadaan Indah yang harus berserah diri pada keadaan yang
akan terjadi. The end
by: andryan dg
Tidak ada komentar:
Posting Komentar