Rabu, 23 Oktober 2013

Kalimat Efektif & Kalimat Turunan

Ciri-ciri Kalimat Efektif

   1.  Kesatuan Gagasan

Yang dimaksud dengan kesatuan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat. Sebuah kalimat harus memiliki subyek, predikat, serta unsur-unsur lain (Objek/Keterangan) yang saling mendukung serta membentuk kesaruan tunggal. Dalam setiap kalimat hanya ada satu maksud penulis/pembicara, dan maksud itu harus dapat dikenali dan dipahami oleh pembicara/pendengar.

Contoh kalimat yang tidak jelas kesatuan gagasannya:

    Pembangunan gedung sekolah baru pihak yayasan dibantu oleh bank yang memberikan kredit. (terdapat subjek ganda dalam satu kalimat)

Contoh kalimat yang jelas kesatuan gagasannya:

    Pihak yayasan dibantu oleh bank yang memberi kredit untuk membangun gedung sekolah baru.

    2. Kesejajaran/Keparalelan

Yang dimaksud dengan keparalelan atau kesejajaran adalah terdapatnya unsur-unsur yang sama derajatnya, sama jenis katanya, pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai di dalam kalimat. Umpamanya dalam sebuah perincian, jika unsur pertama berbentuk verba, unsur kedua dan seterusnya juga harus verba. Jika unsur pertama nomina, unsur berikutnya juga harus nomina. Dengan kata lain, sebuah kalimat harus memiliki kesamaan bentukan/ imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di–, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di– pula.

Contoh kesejajaran atau paralelisme yang salah:

    Kakakmu menjadi dosen atau sebagai pengusaha?
    Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.

Contoh kesejajaran atau paralelisme yang benar:

    Kakakmu menjadi dosen atau menjadi pengusaha?
    Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan.
    Kehematan

Yang dimaksud dengan kehematan ialah adanya upaya menghindari pemakaian kata yang tidak perlu. Hemat disini, tidak  berarti tidak memakai kata-kata mubazir; tidak mengulang subjek; tidak menjamakkan kata yang sudah berbentuk jamak. Dengan hemat kata, kalimat akan menjadi padat berisi dan tidak akan merubah maksud kalimat.

Contoh kalimat yang tidak hemat kata:

    Saya melihatnya dengan mata kepala saya sendiri mahasiswa itu belajar sepanjang hari dari pagi sampai sore.

Contoh kalimat yang hemat kata:

    Saya melihat sendiri mahasiswa itu belajar seharian.

a. Kelogisan

Yang dimaksud dengan kelogisan ialah terdapatnya arti kalimat yang logis/ masuk akal. Logis dalam hal ini juga menuntut adanya pola pikir yang sama sistematis (teratur dalam perhitungan angka dan penomoran). Sebuah kalimat yang sudah benar strukturnya, sudah benar pula pemakaian tanda baca, kata, atau frasanya, dapat menjadi salah jika maknanya lemah dari segi logika berbahasa. Perhatikan contoh kalimat yang lemah dari segi logika berbahasa berikut ini.

    Kepada Bapak Subhan, waktu dan tempat kami persilakan. (waktu dan tempat tidak perlu dipersilakan) –salah
    Kepada Bapak Subhan, kami persilakan. –benar

b. Kepaduan (Koherensi)

Yang dimaksud dengan koerensi adalah terjadinya hubungan yang padu antara unsur-unsur pembentuk kalimat. Yang termasuk pembentuk kalimat adalah frasa, klausa, tanda baca, dan fungsi sintaksis (S-P-O-Pel-Ket).

Contoh kalimat yang tidak koheren:

    Kepada setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi. (tidak mempunyai subjek/subjeknya tidak jelas)

Contoh kalimat yang unsurnya koheren:

    Setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi.

c. Ketepatan

Yang dimaksud dengan ketepatan adalah kesesuaian atau kecocokan pemakaian unsur-unsur yang membentuk kalimat sehingga tercipta pengertian yang bulat dan pasti. Di antara semua unsur yang berperan dalam pembentukan kalimat, harus diakui bahwa kata memegang peranan terpenting. Tanpa kata, kalimat tidak akan ada. Akan tetapi, adakalanya kita harus memilih dengan akurat satu kata, satu frasa, satu idiom, satu tanda baca dari sekian pilihan demi terciptanya makna yang paling tepat. Perhatikan contoh di berikut ini.

Contoh kalimat yang tidak memperhatikan faktor ketepatan:

    Karyawan teladan itu memang tekun bekerja dari pagi hingga petang. (salah dalam pemakaian kata hingga)

Contoh kalimat yang memperhatikan faktor ketepatan:

    Karyawan teladan itu memang tekun bekerja dari pagi sampai petang.

III. Kesalahan Kalimat

Karangan ilmiah, laporan kerja, surat  lamaran atau jenis komunikasi lain, seluruhnya harus menggunakan kalimat yang baik dan benar. Baik memungkinkan karangan itu dapat diterima oleh siapapun dan benar artinya sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Kesalahan kalimat dapat berakibat fatal, salah pengertian, salah tindakan, dan sebagainya.

Kesalahan Stuktur

a. Kalimat aktif tanpa subjek

Menurut ahli hukum menyatakan bahwa ekonomi Indonesia segera bangkit jika hukum ditegakkan. (salah)

Ahli hukum menyatakan bahwa ekonomi Indonesia segera bangkit jika hukum ditegakkan. (benar)

    Menempatkan kata depan di depan subjek, dengan kata depan ini subjek berubah fungsi menjadi keterangan

    Di Jakarta memiliki pusat perdangangan terbesar di Asean. (salah)

    Jakarta memiliki pusat perdangangan terbesar di Asean. (benar)

    Di Jakarta tedapat pusat perdangangan terbesar di Asean. (benar)

b. Menempatkan kata yang di depan predikat, sehingga berubah fungsi menjadi perluasan objek

    Petani yang bekerja di sawah. (salah)

    Petani bekerja di sawah. (benar)

c. Menempatkan kata depan di depan objek. Dalam kata kerja transitif langsung diikuti objek dan tidak disisipi kata depan

    Mereka mendiskusikan tentang keselamatan kerja. (Salah)

    Mereka mendiskusikan keselamatan kerja. (benar)

d. Menempatkan kata penghubung intrakalimat tunggal pada awal kalimat

    Ia pandai. Sehingga selalu mendapt beasiswa. (salah)

    Ia pandai sehingga selalu mendapat beasiswa. (benar)

e. Penggabungan anak kalimat

    Meskipun sudah kaya raya, tetapi ia tetap bekerja keras. (salah)

    Meskipun sudah kaya raya, ia tetap bekerja keras. (benar)

    Tidak…tetapi, tidak hanya…tetapi juga, bukan hanya…melainkan juga.

f. Salah urutan

    Ia menulis laporan, mengamati data, dan menyerahkan laporan itu. (salah)

    Ia mengamati data, menulis laporan, dan menyerahkan laporan itu. (benar)

IV. Jenis Kalimat Menurut Jumlah Klausanya

Menurut jumlah klausa pembentuknya, kalimat dapat dibedakan atas dua macam, yaitu kalimat tunggal, kalimat majemuk atau kalimat turunan.

    Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal adalah kalimat yang mempunyai satu klausa. Karena klausanya yang tunggal maka dinamai kalimat tunggal. Hal itu juga berarti hanya ada satu P(predikat) di dalam kalimat tunggal. Seperti telah dijelaskan, unsur S dan P adalah penanda klausa. S dan p selalu wajib dalam setiap kalimat.

Adapun O, Pel, dan Ket sifatnya tidak wajib hadir di dalam kalimat, termasuk dalam kalimat tunggal. Kehadiran O, Pel, Ket bergantung pada P. Jika P masih perlu dilengkapi, barulah unsur yang melengkapi itu dihadirkan.

Contoh :

    Kami mahasiswa Indonesia.
    Jawaban anak pintar itu sangat tepat.
    Mobil orang kaya itu ada delapan.

Kalimat tunggal dapt dilengkapi atau diperluas dengan menambah satu unsur O, Pel, dan Ket. Jadi kalimat tunggal tidak harus berupa kalimat pendek.

    Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk adalah kalimat yang merupakan gabungan dua atau lebih kalimat tunggal. Hal itu berarti dalam kalimat majemuk terdapat lebih dari satu klausa.

Perhatikan contoh diberikut ini.

v  Seorang manajer harus mempunyai wawasan yang luas dan

S                        P1                           O1

harus menjunjung tinggi etika profesi .

            P2                               O2

v  Anak-anak bermain layang-layang di halaman kampus ketika

S1               P1               O1                     Ket

para dosen, karyawan, dan mahasiswa menikmati hari libur .

S2                                    P2            O2

Contoh yang pertama disebut kalimat majemuk setara karena mempunyai dua klausa yang setara/sejajar. Penanda yang memisahkan klausa dalam kalimat majemuk setara antara lain konjungsi dan. Contoh yang kedua disebut kalimat majemuk bertingkat karena klausa yang kedua merupakan perluasan dari klausa pertama. Penanda yang memisahkannya adalah konjungtor ketika.

Kalimat Majemuk Setara

Kalimat majemuk setara mempunyai ciri :

    Dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal
    Kedudukan tiap kalimat sederajat

Penghubung  Klausa dalam Kalimat Majemuk Setara

Jenis Hubungan
   

Fungsi
   

Kata Penghubung
penjumlahan     menyatakan penjumlahan atau gabungan kegiatan, keadaan, peristiwa, dan proses     dan, serta, baik, maupun
pertentangan     menyatakan bahwa hal yang dinyatakan dalam klausa pertama bertentangan dengan klausa kedua     tetapi, sedangkan, bukannya, melainkan
Pemilihan     menyatakan pilihan di antara dua kemungkinan     Atau
Perurutan     menyatakan kejadian yang berurutan     lalu, kemudian

Contoh kalimat majemuk setara :

    Erni mengonsep surat itu dan Rini mengetiknya.
    Muridnya kaya, tetapi ia sendiri miskin.
    Engkau tinggal disini, atau ikut dengan saya.
    Ia memarkir mobilnya di lantai 3, lalu naik lift ke lantai 7.

Kalimat Majemuk Bertingkat

Konstruksi kalimat majemuk bertingkat berbeda dengan kalimat majemuk setara. Perbedaannya terletak pada derajat klausa pembentuknya yang tidak setara karena klausa kedua merupakan perluasan dari klausa pertama. Karena itu, konjungtur kalimat majemuk bertingkat juga berbeda dengan konjungtur kalimat majemuk setara.

Penghubung Klausa dalam Kalimat Majemuk Bertingkat

Jenis

Hubungan
   

Kata Penghubung
a. waktu     sejak, sedari, sewaktu, sementara, seraya, setelah, sambil, sehabis, sebelum, ketika, tatkala, hingga, sampai
b. syarat     jika(lau), seandainya, andaikata, andaikan, asalkan, kalau, apabila, bilamana, manakala
c. tujuan     agar, supaya, untuk, biar


d. konsesif     walau(pun), meski(pun), sekali(pun), biar(pun), kendati(pun), sungguh(pun)


e. pembandingan     seperti, bagaikan, laksana, sebagaimana, daripada, alih-alih, ibarat
f. sebab/alasan     sebab, karena
g. akibat/hasil     sehingga, sampai-sampai, maka
h. cara/alat     dengan, tanpa
i. kemiripan     seolah-olah, seakan-akan
j. kenyataan     Padahal, nyatanya
k. penjelasan/ kelengkapan     bahwa

Contoh kalimat majemuk bertingkat:

    Dia datang ketika kami sedang rapat.
    Lalu lintas akan teratur andaikata pemakai jalan berdisiplin tinggi.
    Anda harus bekerja keras agar berhasil.
    Semangat belajarnya tetap tinggi walaupun usianya sudah lanjut.
    Aku memahaminya sebagaimana ia memahamiku.



sumber: http://meirianie.wordpress.com/2011/05/11/kalimat-efektif-dan-kalimat-turunan/

Tidak ada komentar: